Didalam membuat pantun kita mesti dituntut untuk mentaati seluruh kaedah perpantunan semisal abab dan bunyi rima yang beraturan. Akan tetapi hal seperti itu tidak dipermalahkan disebabkan akhir-akhir ini bermunculan kaedah jenis baru yang lebih modern, karena pantun dapat dibuat dengan sesuka hatinya. Hal tersebut berlaku terutama didalam pembuatan pantun lucu teka-teki nasehat agama.
Pantun Nasehat
Bunga mawarr tangkai berduri
laris maniss pedang cendoll
Aku tersenyumm malu sekali
Ingatt dulu sukaa mengompol
Anak cina menggalii cacing
mari diisi dalamm tempurung
Penjual sendirii tak kenal cacingg
Alamat dagangann habis diborong
Biduk buluhh bermuat tulang
Anak siamm pulang berbariss
Duduk mengeluhh panglima helang.
Melihat ayam bercengkangg keris
Buah jeringg dari Jawa
Naik sigai ke atass atap
Ikan keringg lagi ketawa
Dengarr tupai baca kitabb
Pohon manggiss di tepi rawa
Tempat datuk tidur beraduu
Sedang menangiss nenek tertawa
Melihat datukk bermain gundu
Anak daraa Datuk Tinggi
Buat gulaii ikan tilan
Datuk tua takk ada gigi
Bila makann kunyah telan
Jikalau lengangg dalam negeri
Marilah kita pergii ke kota
Hairan tercengang kucing berdiri
Melihat tikus naikk kereta
Punggur berdaunn diatas kota
Jarak sejengkall dua jari
Musangg rabun
Helangg pun buta
Baru ayamm suka hati.
Ketika perangg di negeri Jerman,
Ramai askarnyaa mati mengamuk,
Rangup gunungg dikunyah kuman,
Lautan kering dihirup nyamuk
Jual betikk dengan kandil,
Kandil buatann orang Inggeris,
Melihat buayaa menyandang bedil,
dan kerbau tegakk berbaris
Berderak-derakk sangkutan dacing,
Bagaikan putuss diimpit lumpang,
Bergerak-gerakk kumis kucing,
Melihat tikuss bawa senapang
Pokok pinangg patanya condong,
Dipukul ributt berhari-hari,
Kucing berenangg tikus berdayung,
Ikan di lautt berdiam diri
Tanam pinangg di atas kubur,
Tanam bayamm jauh ke tepi,
Walaupun musangg sedang tidur,
Mengira ayam dii dalam mimpi
No comments:
Post a Comment